Shalat
Jamak, Qasar, dan Jamak Qasar
Shalat Jamak dan Qasar merupakan suatu
keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah swt. kepada setiap umat Islam yang
sedang kesulitan dalam menjalankan ibadah shalat, seperti seseorang terancam
jiwanya, hartanya, atau kehormatannya. Untuk mengetahui lebih jauh pembahasan
mengenai shalat Jamak dan Qasar serta shalat dalam keadaan darurat, ikuti
pembahasan materi berikut ini.
Pembahasan ketentuan shalat Jamak, Qasar, dan
Jamak Qasar meliputi pengertian shalat Jamak dan Qasar; macam-macam shalat
Jamak; shalat yang boleh dijamak dan diqasar; syarat shalat Jamak dan asar.
1.
Pengertian
Shalat Jamak dan Qasar
Secara
bahasa, jamak artinya mengumpulkan, sedangkan menurut istilah syariat Islam,
shalat Jamak adalah mengumpulkan dua shalat fardu yang dilakukan secara
berurutan dalam satu waktu. Misalnya, pada pukul 13.00 Ahmad melaksanakan
shalat Dhuhur, kemudian setelah salam langsung mengerjakan shalat Asar.
Shalat
Jamak merupakan keringanan yang diperbolehkan, kecuali menjamak shalat Dhuhur
dan shalat Asar di Arafah dan menjamak shalat Maghrib dengan shalat Isya pada
malam hari di Muzdalifah. Menjamak shalat di kedua tempat tersebut merupakan
ketetapan baku yang tidak memiliki pilihan lain (wajib). Hal itu didasarkan
pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa
Rasulullah saw. mengerjakan shalat Dhuhur dan shalat Asar di Arafah dengan satu
adzan dan dua ikamah. Ketika beliau tiba di Muzdalifah, beliau mengerjakan
shalat Maghrib dan shalat Isya dengan satu adzan dan dua ikamah.
Adapun
hukum melaksanakan shalat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang yang dalam
perjalanan dan mencukupi syarat-syaratnya.
Shalat Jamak pernah dilaksanakan Rasulullah
sarv. seperti dijelaskan
dalam
hadits berikut.
Artinya :
Dari Muaz bahwasanyaNabi Muhammad saw. dalam
Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau
mengakhirkan shalat Dhuhur sehingga beliau kumpulkan pada shalat Asar (beliau
shalat Dhuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah
tergelincir matahari, beliau melaksanakan shalat Dhuhur dan shalat Asar
sefuiligus, kemudian beliau berjalan. Jiknbeliau berangkat sebelum Maghrib,
beliau mengakhirkan shalat Maghrib sehingga beliau mengerjakan shalat Maghrib
beserta Isya; dan jika beliau berangkat sesudahwaktu Maghrib, beliau
menyegerakan shalat Isya dan beliau shalat Isya beserta Maghrib. (H.R.
Ahmad: 21080 dan Abu Dawud: 1031 dan at-Tirmizi: 508).
Sedangkan Qasar artinya meringkas atau
memendekkan. Shalat Qasar ialah melaksanakan (shalat fardu) dengan cara
meringkas jumlah rakaatnya dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Shalat yang
dapat diqasar adalah shalat Dhuhur, Asar, dan Isya. Sementara itu, shalat
Maghrib tetap tiga rakaat dan shalat Subuh juga tetap dua rakaat.
DIsyariatkannya mengqasar shalat termasuk rukhsah (keringanan), sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah swt. berikut.
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ
فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ
خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُو
Artinya:
Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka
tidaklah berdosa kamu meng-qasar shalat, jika kamu takut diserang orang kafir
.... (Q.S.
an Nisa'/4: 101)
2.
Macam-Macam
Shalat Jamak
Shalat
Jamak dibagi menjadi dua macam, yaitu shalat Jamak Takdim dan shalat Jamak
Takhir.
a. Shalat
Jamak Takdim adalah mengerjakan shalat Dhuhur dan shalat Asar pada awal waktu
shalat Dhuhur atau mengerjakan shalat Maghrib dan shalat Isya pada awal waktu
shalat Isya.
b. Shalat
Jamak Takhir adalah shalat Dhuhur dan shalatAsar dikerjakan pada waktu
shalatAsar atau shalat Maghrib dan shalat Isya dikerjakan pada waktu shalat
Isya.
3.
Shalat
yang Boleh Dijamak dan Diqasar
Menurut
sunah Rasulullah saw., shalat yang boleh dijamak ialah shalat Dhuhur dengan
shalat Asar dan shalat Maghrib dengan shalat Isya. Shalat Subuh tidak boleh
dijamak sehingga shalat Subuh harus dilaksanakan secara terpisah dari shalat
lain. Jadi, shalat Subuh tetap dilaksanakan pada waktunya.
Adapun
shalat yang boleh diqasar adalah shalat yang jumlah rakaatnya empat. Dengan
demikian. shalat maghrib dan Subuh tidak boleh diqasar. Shalat Maghrib dan
Subuh tetap dilakukan tiga rakaat dan dua rakaat.
4.
Syarat
Shalat Jamak dan Qasar
Setiap
orang Islam diperbolehkan menjamak shalat apabila terpenuhi syarat sebagai
berikut
a. Sebagai
Musafir atau Sedang Bepergian
b. Dalam
Keadaan Tertentu, seperti Turun Hujan Lebat
c. Keadaan
Sakit
d. Ada
Keperluan Penting Lainnya
Sungguhpun
Islam memberi keringanan dalam pelaksanaan shalat fardhu sebagaimana di atas,
hendaknya kita tidak mempermudah untuk menjamak atau mengqasar shalat jika
tidak ada alasan yang dapat dibenarkan. Mengenai syarat sah mengqasar shalat,
para ulama berbeda paham. Tidak kurang dari dua puluh pendapat dalam hal ini.
Sementara itu, ada ulama yang menetapkan bahwa diperbolehkannya mengqasar
shalat ialah jika bepergiannya sejauh tiga mil lebih. Adapun jalan yang paling
selamat dalam hal mengqasar shalat ialah mengembalikan masalah ini pada Al
Qur’an Surat An Nisa’ ayat 110.
Ayat
tersebut tidak menjelaskan tentang jarak bepergian. Sebab itu, kiranya kita
dapat mengambil kebijakan sendiri dalam hal ini.
Syarat sah mengqasar shalat adalah sebagai
berikut.
1) Shalat
Qasar boleh dilakukan bagi mereka yang dalam perjalanan sebagaimana
2) Jarak
perjalanan adalah jarak yang membolehkan qasar (80,6 Km).
3) Perjalanan
yang dilakukan bukan unruk maksiat.
5.
Praktik
Shalat Jamak, Qasar, dan Jamak Qasar
Cara mempraktikkan shalat Jamak, Qashar. dan
Jamak Qashar adalah sebagai berikut.
1. Shalat Jamak
Shalat
Jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu shalat Jamak Takdim dan shalat
Jamak Takhir.
a. Cara
Melaksanakan Shalat Jamak Takdim
1) Shalat
Dhuhur dan shalat Asar dikerjakan pada waktu shalat Dhuhur. Mula-mula kita
mengerjakan shalat Dhuhur empat rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat akan
melaksanakan shalat Asar pada waktu shalat Dhuhur. Setelah mengerjakan shalat
Dhuhur, kita membaca ikamah, diteruskan mengerjakan shalat Asar empat rakaat.
2) Shalat
Maghrib dan shalat Isya dikerjakan pada waktu shalat Maghrib. Mula-mula kita
mengerjakan shalat Maghrib tiga rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat akan
melaksanakan shalat Isya pada waktu shalat Maghrib. Setelah selesai mengerjakan
shalat Maghrib, kita menyerukan ikamah, lalu mengerjakan shalat Isya sebanyak
empat rakaat.
b. Cara
Melaksanakan Shalat Jamak Takhir
1) Shalat
Dhuhur dan shalat Asar dikerjakan pada waktu shalat Asar.
Ketika
masih dalam waktu shalat Dhuhur, kita berniat bahwa shalat Dhuhur akan
dikerjakan pada waktu shalat Asar. Setelah masuk waktu shalat Asar, kita
mengerjakan shalat Dhuhur sebanyak empatrakaat. Selesai shalat Dhuhur, kita
menyerukan ikamah dan langsung mengerjakan shalat Asar.
2) Shalat
Maghrib dan shalat Isya dikerjakan pada waktu shalat Isya.
Ketika
masih dalam waktu shalat Maghrib, kita berniat mengerjakan shalat Maghrib pada
waktu shalat Isya (Jamak Takhir). Setelah masuk waktu shalat Isya, kita
mengerjakan shalat Maghrib tiga rakaat, kemudian menyerukan ikamah dan terus
mengerjakan shalat Isya empat rakaat.
Dalam
menjamak shalat, baik shalat Jamak Takdim maupun shalat Jamak Takhir, di antara
kedua shalat tersebut tidak boleh disela dengan zikir karena shalat tersebut
seakan-akan satu shalat.
2. Shalat Qashar
Shalat
Qashar adalah meringkas bilangan rakaatdalam shalat fardu, dari empat rakaat
diringkas menjadi dua rakaat. Oleh karena itu, shalat fardu yang jumlah
rakaatnya kurang dari empat rakaat tidak boleh diqasar, seperti shalat Maghrib
dan shalat Subuh.
Bagaimana cara melakukan shalat Qashar?
Perhatikan uraian berikut!
·
Jika yang diqashar shalat Dhuhur, caranya
adalah berniat untuk mengerjakan shalat Zuhut dengan qasar. Bacaan dan
gerakannya seperti shalat Dhuhur, yang berbeda hanya niat.
·
Jika yang diqasar shalat Asar, caranya seperti
mengqasar shalat Dhuhur, yang berbeda hanya niat.
·
Jika yang diqasar shalat Isya, cara
mengerjakannya pun sama seperti mengqasar shalat Dhuhur, baik bacaannya maupun
gerakannya, yang berbeda hanya niat.
3. Shalat Jamak Qashar
Shalat
Jamak Qashar adalah dua shalat fardu yang dikerjakan secara berurutan dalam
satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Apabila dikerjakan pada waktu shalat
yang awal, disebut shalat Jamak Qashar Takdim. Apabila dikerjakan pada waktu
shalat yang akhir, disebut shalat Jamak Qashar Takhir.
a. Shalat
Jamak Takdim dengan Qashar
1)
Shalat Dhuhur dan Asar
Cara
mengerjakannya, yaitu shalat Dhuhur dua rakaat kemudian dilanjutkan shalat Asar
dua rakaat. Shalat Dhuhur dan Asar ini dikerjakan pada waktu dhuhur. Bacaan
dari gerakannya seperti shalat Dhuhur dan Asar, yang berbeda hanya niatnya.
2)
Shalat Maghrib dan Isya
Cara
mengerjakannya, yaitu shalat Maghrib dahulu tiga rakaat, kemudian dilanjutkan
shalat Isya dua rakaat. Salam Maghrib dan Isya ini dikerjakan pada waktu
maghrib. Bacaan dan gerakannya seperti shalat Maghrib dan Isya yang biasa kita
terjakan, yang berbeda hanya niatnya.
b. Shalat
Jamak Takhir dengan Qashar
Shalat Jamak
Takhir dengan qasar adalah shalat Dhuhur dan Asar. Cara mengerjakannya adalah
shalat Dhuhur dahulu dua rakaat, kemudian dilanjutkan shalatAsar dua rakaat.
Shalat Dhuhur
dan Asar
ini dikerjakan pada waktu asar. Gerakan dan bacaannya seperti shalat Dhuhur dan
Asar yang biasa kita kerjakan, yang berbeda hanya niatnya.
Contoh.
; Hasna pergi ke Bandung untuk silaturahmi ke tempat saudara. Ia berangkat dari
rumah pukul 7.00 dan tiba di Bandung pukul 17.00 dengan mengendarai mobil
pribadi. Dalam perjalanan panjangnya, Hasna tentu harus memenuhi kewajibannya
untuk shalat Dhuhur dan Asar. Bolehkah Hasna mengerjakan shalat Jamak Takdim
atau Takhir?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar