Menu

Minggu, 27 November 2016

Dzikir dan Doa



DZIKIR DAN DOA
STANDAR KOMPETENSI
1.      Melaksanakan tatacara berdikir dan berdo’a
KOMPETENSI DASAR
a.       Menjelaskan tatacara berdzikir dan berdo’a setelah shalat
b.      Menghafalkan bacaan dzikir dan do’a setelah shalat
c.       Mempraktikkan dzikir dan do’a
TANBIH
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
IFTITAH
Dzikir dan doa merupakan sarana untuk berkomunikasi langsung seorang hamba kepada sang pencipta,Allah SWT. Tidak ada ketentraman yang sejati kecuali dengan mengingat( dzikir) kepada Allah.
a.      Pengertian dan Dalil Dzikir serta Do`a
Dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara ( ذَكَرَ ) yang berarti mengingat atau menyebut. Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan tasbih.
Allah memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak dzikir seperti disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut yang artinya : “… ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)” (QS. Al Baqarah: 152) Rasulullah bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (رواه البخارى
Artinya : “Perumpamaan orang yang menyebut (nama) Tuhannya dengan orang yang tidak menyebut (nama)-Nya, laksana orang hidup dengan orang yang mati ”. (HR. Bukhari)
Sedangkan do`a berasal dari bahasa Arab دَعَا يَدْعُو دُعَاءً yang berarti panggilan atau seruan. Menurut istilah, do`a adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai makhluk kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta, baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.
b.      Waktu-waktu yang utama untuk berdoa, ialah:
1.      Pada bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar.
2.      Pada waktu wukuf di 'Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.
3.      Ketika turun hujan.
4.      Sebelum dan sesudah shalat Fardhu.
5.      Di antara adzan dan iqamat.
6.      Ketika I'tidal yang akhir dalam shalat.
7.      Ketika sujud dalam shalat.
8.      Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz.
9.      Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur.
10.  Sepanjang hari Jumat, karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah (saat diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat, terutama antara dua khutbah jum`at.
11.  Pada saat kritis atau genting
12.  Padasaat teraniaya.
13.  Pada waktu minum air zam-zam.
c.       Tempat-tempat yang baik untuk berdoa
1.      Dikala melihat ka'bah.
2.      Dikala melihat masjid Rasulullah Saw.
3.      Di tempat dan dikala melakukan thawaf.
4.      Disisi Multazam. Di dalam Ka'bah.
5.      Disisi sumur Zamzam.
6.      Di belakang makam Ibrahim.
7.      Di atas bukit Shafa dan Marwah.
8.      Di 'Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.
d.      Adab Berdoa
1.      Berdoa dengan perut yang diisi dengan yang halal.
2.      Menghadap kiblat.
3.      Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan sehabis shalat fardhu.
4.      Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu.
5.      Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat.
6.      Harus ada sikap tawadhu’ (rendah hati) dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara. Firman Allah :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Artinya : “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf : 205)
7.      Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan suara keras
Firman Allah :
وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
Artinya : “Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu (doamu) dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (Q.S. al-Isra` : 110)
Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahmi.
e.       Manfaat doa
1.      Akan terhindar dari sifat sombong dan congkak;
2.      Akan terhindar dari sifat gampang putus asa;
3.      Hati dan pikiran kita akan tenang dan tenteram;
4.      Akan memberi motivasi atau dorongan yang kuat dalam menjalani kehidupan ini;
5.      Di manapun kita berada dan kemanapun kita pergi selalu dalam lindungan dan pengawasan Allah SWT;
6.      Kita akan merasa semakin dekat dengan Allah, dan begitu juga sebaliknya. diakhirat kelak, kita akan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah, yaitu surga.

SHALAT BERJAMAAH



Shalat Jamaah
1.      Pengertian dan Dasar Hukum Shalat Jama`ah
Secara bahasa, jama`ah berarti kumpulan atau bersama-sama. Sedangkan secara istilah, shalat jamaah berarti shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah satunya menjadi imam dan yang lain menjadi makmum.
Shalat berjamaan diutamakan dalam Islam karena mengandung 27 kebaikan sesuai hadits nabi sebagai berikut :
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضَلُ عَلَى صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعِ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً (رواه البخارى و مسلم عن ابن عمر
Shalatul jama`ati tafdhalu `ala shalatil fadzdzi bisabi wa`isyrina darajatan
Artinya :“Shalat jama`ah lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
Shalat jama`ah hukumnya sunnah mu`akkad, yaitu sunnah yang sangat utama dan dianjurkan terutama bagi laki-laki di masjid.
Ingat !
Dengan shalat berjamaah dapat meningkatkan kualitas keimanan seseorang sekaligus mempererat tali persaudaraan diantra diantara umat islam.
2.      Ketentuan Shalat Berjamaah
a.      Syarat Menjadi Imam
·         Bacaannya fasih
·         Laki-laki apabila makmumnya laki-laki
·         Imam handaknya berdiri di depan makmum
·         Imam tidak dalam keadaan menjadi makmum.
b.      Syarat Menjadi Makmum
·         Makmum hendaknya berniat mengikuti imam
·         Makmum hendaknya mengetahui gerakan imam
·         Makmum hendaknya berdiri di belakang imam
·         Makmum hendaknya berada di satu bangunan atau tempat yang berhubungan dengan Imam
c.       Tatacara Shalat Berjamaah

1)      Dalam semua gerakan shalat makmum jangan mendahului gerakan imam
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَاِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُواوَاِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا (رواه البخارى ومسلم
“Sesungguhnya imam itu dijadikan supaya diikuti perbuatannya, apabila ia telah takbir, hendaklah kamu takbir, dan apabila ia ruku’ maka hendaklah kamu ruku’ pula”(HR. Bukhari dan Muslim).
2)      Pada waktu imam membaca al fatihah dengan jahr (keras) makmum mendengarkan
3)      Ketika imam bangun dari rukuk’ membaca sami’allah makmum membaca robbana lakal hamdu, ketika imam membaca waladdholliin makmum membaca amiin.
d.      Susunan Shaf (Barisan) Dalam Shalat Jama`ah
1.      Bila makmum hanya satu orang, makmum berdiri di sebelah kanan agak ke belakang.
2.      Bila makmum 2 orang, makmum berdiri di belakang imam.
3.      Bila makmum terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki berada di shaf depan, sedangkan makmum perempuan berada di belakang shaf makmum laki-laki.
4.      Bila makmum terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak, maka :
5.      Shaf laki-laki dewasa di depan, di belakangnya adalah shaf anak-anak laki-laki
6.      Shaf makmum perempuan di belakangnya shaf anak-anak laki-laki.
3.      Makmum Masbuk
Makmum masbuq adalah makmum yang datangnya terlambat, yaitu ketika imamnya telah melakukan ruku`. Makmum tersebut dianggap ketinggalan 1 raka`at. Makmum masbuq setelah datang langsung takbiratul ihram dan segera mengikuti gerakan imam.
إِذَا اَتَى اَحَدُكُمْ الصَّلاَةَ وَالاِمَامَ عَلَى حَالٍ فَلْيِصْنَعْ كَمَا يَصْنَعْ الاِمَامُ (رواه الترمذى
Artinya : “Jika seorang kamu datang kepada (jama`ah) shalat sedang imam dalam suatu keadaan, maka hendaklah berbuat seperti yang diperbuat imam” (HR. Turmudzi)
4.      Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa
a.       Jika imam lupa dalam bacaan atau ayat, cara mengingatkannya adalah dengan meneruskan bacaan atau ayat tersebut yang benar. Jika imam terus saja, maka makmum hendaknya tetap mengikuti imamnya.
b.      Apabila imam salah dalam bilangan rakaat atau gerakannya yang lain, cara mengingatkan imam adalah dengan membaca lafald “subhanallah” (سبحن الله) bagi makmum laki-laki dan bertepuk tangan (talfiq) bagi makmum perempuan.
5.      Mempraktekkan Shalat Jamaah
-          Pilihlah salah satu temanmu yang bacaan Al Qur’annya bagus /fasih untuk menjadi imam.
-          Setelah imam berdiri di depan aturlah teman-teman kalian supaya shafnya lurus dan rapat.
-          Bila ada jamaah putri agar mengatur shaf tersendiri di belakang.
-          Praktekkan shalat dua rekaat dengan bacaan imam yang keras
-           Setelah selesai bila menghadapi kesulitan, konsultasikan pada guru.
-          Jadikan salahsatu temanmu untuk mengamati praktek tersebut
6.      Hikmah Shalat Berjamaah
a.       Pentingnya taat dan patuh kepada pemimpin selama pemimpin itu benar.
b.      Apabila pemimpin salah, makmum berhak mengingatkan.
c.       Mendidik disiplin.
d.      Menumbuhkan sikap sosial, tenggang rasa, saling menghargai antara yang satu dengan yang lain.
e.       Meningkatkan ukhuwah islamiyah.